Industri fintech peer to peer (P2P) lending telah membuktikan keberhasilannya dalam mendukung sektor produktif, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dengan penyediaan modal untuk operasional bisnis. Hal ini membantah pandangan yang menganggap asosiasi fintech atau fintech P2P lending itu sendiri hanya berkutat pada penyaluran kredit untuk konsumsi dengan suku bunga yang tinggi.
Dukungan bagi UMKM Melalui Fintech P2P Lending
Menurut data yang dikutip dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah pinjaman yang disalurkan ke UMKM oleh asosiasi fintech, baik individu maupun badan usaha, tumbuh sebanyak 19,18 persen secara tahunan, mencapai Rp19,38 triliun pada Agustus 2023. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp16,26 triliun.
Beberapa pelaku UMKM telah memberikan kesaksian tentang bagaimana asosiasi fintech atau fintech P2P lending telah mampu menjadi penopang utama bagi bisnis mereka. Dari proses pengajuan pinjaman yang mudah hingga suku bunga yang terjangkau yang ditawarkan oleh fintech, menjadi alternatif yang menarik bagi UMKM yang membutuhkan modal.
Yuari Trantono, pemilik PT Pangan Nusantara, sebuah UMKM yang berfokus pada pasokan daging dan sayuran untuk restoran atau rumah makan, mengungkapkan betapa pentingnya peran fintech dalam mendukung modal bisnisnya. Sebagai UMKM, mereka seringkali tidak memiliki aset yang dapat dijadikan jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga perbankan. Menurutnya, persyaratan aset seperti tanah dan bangunan yang dimiliki oleh lembaga perbankan membuatnya sulit untuk mendapatkan kredit. Ari, sapaan akrabnya, menyatakan, "Kami sebagai UMKM tidak punya aset."
Lebih lanjut, Ari menjelaskan bahwa bisnisnya, yang telah berdiri sejak tahun 2013, baru-baru ini mulai menggunakan layanan pinjaman dari fintech P2P lending. Sejak mengakses pinjaman dari fintech, bisnisnya mengalami pertumbuhan yang signifikan. PT Pangan Nusantara berhasil memperoleh pembiayaan sekitar Rp1,2 miliar dari plafon Rp2 miliar yang disediakan oleh Alami Syariah. Hingga saat ini, PT Pangan Nusantara telah mencatatkan peningkatan omset hingga dua kali lipat, meningkat menjadi 6 ton per hari dari sebelumnya hanya 3 ton per hari.
Ari juga menyatakan bahwa suku bunga pinjaman dari fintech P2P lending berada pada kisaran 1,5% hingga 2% per bulan, dan ia berharap suku bunga tersebut dapat menjadi lebih rendah lagi, dengan batas maksimum sebesar 1,5% per bulan.
Mudahnya Proses Pengajuan Pinjaman untuk UMKM
Erfianty, pemilik Ayam Bakar Madu Hijrah, juga menjelaskan betapa mudahnya proses pengajuan pinjaman melalui fintech P2P lending. Menggunakan layanan fintech lending OVO Finansial, dia hanya memerlukan satu hari untuk mengajukan pinjaman modal usahanya. Erfianty mengungkapkan, "Alhamdulillah sih lancar ya. Prosesnya cepat. Paling lama dua hari, tapi pengajuan pertama hanya butuh satu hari. Jadi, hari Senin saya klik (ajukan), hari Selasa sudah masuk. Mudah, tinggal isi data saja."
Hal yang menarik adalah bahwa dalam pengajuan pinjaman melalui fintech P2P lending, tidak diperlukan jaminan. Erfianty mendapatkan limit kredit sebesar Rp6 juta pada pengajuan pertama, Rp30 juta pada pengajuan kedua, Rp 14 juta pada pengajuan ketiga, dan Rp50 juta pada pengajuan keempat. Dengan tenor yang bervariasi antara tiga hingga enam bulan, pembayaran pinjaman dilakukan langsung dari potongan transaksi penjualan. Setelah mendapatkan dana pinjaman ini, Erfianty melaporkan peningkatan omset bisnisnya mencapai sekitar 40 persen.
Dukungan Fintech P2P Lending untuk Pertumbuhan UMKM
Kisah sukses seperti yang diceritakan oleh Ari dan Erfianty menunjukkan bahwa fintech P2P lending telah menjadi kekuatan penting dalam mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Pengusaha UMKM semakin menyadari manfaat dari layanan fintech ini, yang tidak hanya menyediakan akses mudah ke modal, tetapi juga menjaga suku bunga tetap terjangkau.
Ike Ayu Saputri, yang merupakan Partnership Acquisition Alami Syariah, menjelaskan bahwa pengajuan pinjaman dalam fintech P2P lending didasarkan pada sistem credit scoring yang mengambil data dari laporan keuangan bisnis. Menurutnya, fintech yang mengusung prinsip syariah memberikan bagi hasil antara 13% hingga 20% per tahun, dengan tambahan biaya marketplace fee yang berkisar antara 2% hingga 5% per pencairan. Ini adalah bukti nyata bahwa fintech P2P lending telah berperan sebagai mitra yang kuat bagi UMKM dalam mendukung pertumbuhan mereka.
Penutup
Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, fintech lending telah membuktikan bahwa perannya tidak terbatas pada kredit konsumtif. Dengan menyediakan akses mudah ke modal, suku bunga yang terjangkau, dan proses pengajuan yang sederhana, fintech P2P lending telah membantu mengangkat UMKM Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi. Kesuksesan UMKM seperti PT Pangan Nusantara dan Ayam Bakar Madu Hijrah adalah contoh nyata bagaimana fintech P2P lending dapat menjadi mitra yang kuat bagi pertumbuhan sektor UMKM di Indonesia.
Profil Inspiratif, Mahasiswa Universitas Ma’soem yang Sukses sebagai Pengusaha Berbakat
26 Nov 2023 | 535 Rahman
Di tengah kesibukan dan berbagai kegiatan yang ada di Ma’soem University, telah lahir seorang pengusaha muda berbakat dari sekian banyak mahasiswa yang unggul dan berprestasi yaitu ...
Rahasia Sukses Meningkatkan Penjualan Bisnis dengan Promosi Melalui Website
31 Jul 2024 | 114 Rahman
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, memiliki strategi promosi yang efektif merupakan kunci utama untuk meningkatkan penjualan. Salah satu cara yang efektif adalah dengan ...
Perubahan Sikap Mantan Jokowers, Ajak Pilih Anies-Muhaimin di 2024
12 Okt 2023 | 608 Kak Min
Mantan Relawan Jokowi atau yang sering disebut Jokowers yang Viral tahun 2019 dengan punggungnya, Dadan Hamdani, telah mengajak masyarakat untuk mendukung pasangan Anies-Muhaimin dalam ...
Sisi Gelap IKN, Sebuah Fakta yang Belum Diketahui Banyak Orang
13 Feb 2024 | 349 Rahman
Dampak lingkungan dari proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) bisa beragam, tergantung pada bagaimana proyek tersebut direncanakan, diimplementasikan, dan dikelola. Berikut ini ...
3 Jul 2024 | 149 Rahman
Cumi asin pedas manis merupakan salah satu hidangan dilaut yang sangat populer di Indonesia. Kelezatan rasa pedas dan manis yang meresap dalam daging cumi akan membuat lidah siapapun yang ...
Dosen Killer vs Mahasiswa Genius: Siapa yang Menang?
13 Agu 2024 | 115 Rahman
Dalam dunia pendidikan, istilah "dosen killer" sering digunakan untuk menggambarkan dosen yang dianggap sulit atau menantang oleh mahasiswa. Kata "killer" dalam konteks ...